The Rosie Project oleh Graeme Simsion

Graeme Simsion
The Rosie Project
Gramedia Pustaka Utama
368 halaman
8.1

Blurb
Cinta seharusnya bukan ilmu eksakta. Namun, tak ada yang pernah bilang begitu kepada Don Tillman, profesor genetika ganteng berumur 39 yang tak pernah mengalami kencan kedua. Maka, dia pun menciptakan Proyek Istri, suatu survei ilmiah untuk menemukan mitra hidup yang tepat.

Kemudian datanglah Rosie—“wanita yang paling tidak sesuai”. Tanpa dinyana, Rosie mampu mengguncang dunia Don yang aman dan teratur, dan mengubahnya menjadi sesuatu yang mirip chaos. Jadi, apakah gerangan perasaan asing yang menggelisahkan hati Don ini?

Review

The Rosie Project sedikit banyak mengingatkan saya akan The Silver Linings Playbook. Karakter utama pria yang bermasalah secara sosial, karakter utama cewek yang over-the-top (dan sama-sama diperankan oleh Jennifer Lawrence). Tetapi meski saya belum selesai membaca Silver Linings Playbook, The Rosie Project terkesan lebih cerdas danawkward in a good way.

Tapi itu yang membuat saya suka sekali buku ini, karena surprisingly saya lumayan nyambung dengan karakter Don Tillman di sini meskipun saya tidak seekstrem dengan dia. Saya socially awkward, dan jalan-jalan berdua saja dengan orang lain sejujurnya membuat saya ketakutan setengah mati. Saya mungkin enggak nunjukin di luar, but trust me, you can never imagine how I am dreading inside. Kecanggungan dan ke-awkward-an Tillman, ke-obsesif-kompulsif-annya, serta tingkah laku Don Tillman yang luar biasa nyeleneh itu yang membuatnya menjadi karakter yang mengesankan dansweet in a nerdy way.

Simsion--yang awalnya saya pikir seorang wanita--menulis dari sudut pandang orang pertama yang sempurna dan Mr. Simsion memainkan perannya sebagai Don Tillman dengan luar biasa mengesankan. Jalan pikiran Tillman, seorang profesor genetika yang tampan dan sangat genius, yang sering melompat-lompat karena terlalu banyak hal yang ia pikirkan sangat menarik untuk diikuti. Senang sekali karena saya akhirnya menemukan ladlit yang enak untuk dibaca setelah About a Boy yang saya baca beberapa tahun yang lalu, karena kebanyakan buku fiksi yang ditulis oleh pria seringkali terasa kaku, teknikal, dan kurang emosional. Tapi, The Rosie Project tidak seperti itu. The Rosie Project mampu membuat saya tersenyum simpul, berkata, "Aaaaw!" seperti ketika saya melihat anak kucing atau anak anjing, meremas-remas kepala saya karena gemas, dan tertawa terbahak-bahak. Karakter Rosie juga tak kalah menariknya, seorang feminis cerdas yang blak-blakan, tahu apa yang ia inginkan dalam hidupnya, tetapi ia juga seorang wanita yang mengesankan dan seutuhnya.

Jika benar Richard Linklater yang akan menyutradari film yang akan dibintangi oleh Jennifer Lawrence dan potensi screenplay yang menarik seperti ini, rasanya tidak berlebihan kalau The Rosie Project has Oscar written all of it.

The Rosie Project menyajikan satu kisah pria dewasa yang berbeda dari kebanyakan, dengan narasi yang cerdas tetapi tidak kaku dan humoris--seperti sebuah chicklit, tetapi sedikit lebih macho. Dan untuk itu, saya berterima kasih.
Previous
Next Post »